Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran

Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran - Hallo sahabat BIO & SEJARAH UPDATE, Pada kesempatan kali ini mimin akan membahas sebuah artikel mengenai Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran, kami telah mempersiapkan semuanya dengan baik untuk kamu baca dan semoga bisa mengambil informasi didalamnya. Mudah-mudahan setelah membaca isi postingan tentang Sejarah Makanan yang kami tulis ini dapat anda pahami dengan baik. Selamat membaca ya.



Judul : Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran
link : Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran

Baca juga


Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran

  Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran   Filosofi dan Makna Ketupat Ketupat atau kupat merupakan makanan pengganti nasi yang terbuat dari beras. Beras tersebut dibungkus dalam anyaman daun kelapa muda yang biasa disebut dengan janur dan menggunakan keterampilan tertentu. Meskipun pengganti nasi, ketupat bukanlah makanan utama yang dapat disajikan seperti nasi. Dalam pembuatan kulit ketupat diperlukan seni, kesabaran, dan keahlian khusus, agar dapat selesai dengan cepat dan hasil yang baik. Begitu pula untuk menjaga kepadatan dan dapat bertahan lama, ketupat perlu dimasak dengan penuh perhatian dan teknik yang baik dalam pembuatannya. Ketupat memiliki berbagai makna dan filosofi, hal ini sesuai dengan makna-makna yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga. Dalam bahasa Jawa ketupat disebut juga dengan kupat, kependekan dari ngaku lepat yaitu mengaku salah. Hal ini sejalan dengan budaya lebaran yang merupakan momen untuk saling bermaaf-maafan dan mengakui kesalahan dengan niat tulus, sehingga silaturahmi dapat terus dilaksanakan dengan baik. Dilihat dari rupa anyaman kulitnya yang rumit dan saling tumpang tindih, ketupat melambangkan perjalanan manusia yang akan selalu diselingi kerumitan dan masalah, sehingga memungkinkan di dalamnya terjadi kesalahan-kesalahan yang terlihat ataupun tidak, disadari ataupun tidak. Selain itu, tali yang tidak terputus dan bereratan satu sama

Sejarah Ketupat


Filosofi dan Makna Ketupat Ketupat atau kupat merupakan makanan pengganti nasi yang terbuat dari beras. Beras tersebut dibungkus dalam anyaman daun kelapa muda yang biasa disebut dengan janur dan menggunakan keterampilan tertentu. Meskipun pengganti nasi, ketupat bukanlah makanan utama yang dapat disajikan seperti nasi. Dalam pembuatan kulit ketupat diperlukan seni, kesabaran, dan keahlian khusus, agar dapat selesai dengan cepat dan hasil yang baik. Begitu pula untuk menjaga kepadatan dan dapat bertahan lama, ketupat perlu dimasak dengan penuh perhatian dan teknik yang baik dalam pembuatannya. Ketupat memiliki berbagai makna dan filosofi, hal ini sesuai dengan makna-makna yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga. Dalam bahasa Jawa ketupat disebut juga dengan kupat, kependekan dari ngaku lepat yaitu mengaku salah. Hal ini sejalan dengan budaya lebaran yang merupakan momen untuk saling bermaaf-maafan dan mengakui kesalahan dengan niat tulus, sehingga silaturahmi dapat terus dilaksanakan dengan baik. Dilihat dari rupa anyaman kulitnya yang rumit dan saling tumpang tindih, ketupat melambangkan perjalanan manusia yang akan selalu diselingi kerumitan dan masalah, sehingga memungkinkan di dalamnya terjadi kesalahan-kesalahan yang terlihat ataupun tidak, disadari ataupun tidak. Selain itu, tali yang tidak terputus dan bereratan satu sama lain tersebut menggambarkan pentingnya jalinan tali silaturahmi dalam kehidupan, agar nurani (janur) tidak mudah rusak, baik jalinan silaturahmi dengan keluarga, sanak saudara, orang orang terdekat, dan juga orang yang berbeda status sosial dengan kita tanpa membedakan satu sama lain.


Demikianlah Artikel Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran

Sekianlah artikel dari kami kali ini tentang Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kita semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya ya!


Anda sekarang membaca artikel Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran dengan alamat link https://inibio.blogspot.com/2017/06/sejarah-ketupat-dan-kue-lebaran.html

Tidak ada komentar untuk "Sejarah Ketupat dan Kue Lebaran"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel